Menikah hampir menyamai kemuliaan agama.
Perjanjian nikah disebut mitsaqan-ghalizhan. Istilah ini tidak pernah dipakai dalam Al Qur’an, kecuali hanya untuk
tiga peristiwa. Satu untuk perjanjian akad nikah, dan dua kali untuk perjanjian
tauhid.
Allah berfirman:
Dan isterinya itu akan
dihindarkan dari hukuman, apabila sumpah empat kali atas nama Allah yang
dilakukan suaminya itu adalah dusta. Dan (sumpah) yang kelima, bahwa laknat
Allah atasnya, jika suaminya itu
termasuk orang-orang yang benar." (QS An-Nur [24]: 6-9).
"Dua orang
suami-istri yang saling melaknat, apabila telah berpisah (bercerai maka tidak
akan pernah bertemu lagi selamanya." (Hadis Shahih).
Jadi, tak ada lagi ruang
untuk menyatukan hati yang telah berpisah, ketika penyesalan datang.
Apabila sebelumnya keduanya saling melaknat, tidak ada lagi kesempatan untuk
menghayati kebersamaan dan kebahagiaan ketika mereka menyadari
kesalahan-kesalahannya. Na'udzubillahi
min dzalik. Semoga kita tidak pernah sedikit pun tergelincir ke dalam prasangka
yang buruk kepada teman hidup kita.
Pernikahan sedemikian
pentingnya dalam pandangan Islam. Pernikahan menjadi sunnah Rasul. At-Tirmidzi,
Imam Ahmad ibn Hanbal, dan Al-Baihaqi pernah meriwayatkan sebuah hadis bahwa Rasulullah
Saw. bersabda, "Empat macam perkara termasuk sunnah-sunnah para Rasul,
yaitu: memakai pacar, memakai wewangian,
bersiwak, dan menikah."
Pernikahan merupakan
bukti kekuasaan Allah Yang Maha Mulia. Ia menciptakan kasih-sayang dan
kerinduan-kerinduan. Ia memberikan ketenteraman yang tidak pernah bisa
dirasakan oleh orang yang belum menikah.
Rumah bagi mereka yang menikah adalah tempat yang menyejukkan. Tiap-tiap anggota keluarga insya-Allah memperoleh
ketenteraman dan terjalin ikatan kasih-sayang.
Pernikahan yang barakah
akan menumbuhkan al-'athifah (jalinan perasaan) yang demikian. Mereka akan
mendapati pernikahan sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat Ar-Rum ayat 21,
surat yang paling populer untuk penghias undangan nikah, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Ia menciptakan untukmu
istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tenteram dengannya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang
mengetahui.".
Dalam pernikahan
yang barakah, insya-Allah akan
tumbuh sakinah. Antara suami dan istri,
tumbuh perasaan kasih dan sayang. Perasaan ini bukan sejenis luapan-luapan
sesaat, sehingga semakin kering ketika pernikahan sudah dimakan usia. Ketika
sebuah pernikahan barakah, suami merasa
semakin sayang ketika tertegun memandang istrinya yang semata wayang. Istri
merasakan getaran cinta yang semakin mendalam saat memandangi wajah suaminya.
Bagaimana keluarga
yang sakinah itu? Allahu A'lam bishawab. Hadis berikut
mudah-mudahan dapat memahamkan kita sebagian di antara tanda-tandanya.
"Tiga kunci
kebahagiaan seorang laki-laki," kata Rasulullah Saw. menunjukkan,
"adalah istri shalihah yang jika dipandang membuatmu semakin sayang dan
jika kamu pergi membuatmu merasa aman,
dia bisa menjaga kehormatan dirinya dan hartamu; kendaraan yang baik
yang bisa mengantar ke mana kamu pergi; dan rumah yang damai yang penuh kasih
sayang. Tiga perkara yang membuatnya sengsara adalah istri yang tidak membuatmu
bahagia jika dipandang dan tidak bisa menjaga lidahnya juga tidak membuatmu
merasa aman jika kamu pergi karena tidak bisa menjaga kehormatan diri dan
hartamu; kendaraan rusak yang jika dipakai hanya membuatmu lelah namun jika
kamu tinggalkan tidak bisa mengantarmu pergi; dan rumah yang sempit yang tidak
kamu temukan kedamaian di dalamnya."
"Akan lebih sempurna
ketakwaan seorang Mukmin," kata Rasulullah Saw., "jika ia mempunyai
seorang istri shalihah; jika diperintah
suaminya ia patuh, jika dipandang membuat suaminya merasa senang, jika suaminya
bersumpah membuatnya merasa adil, jika suaminya pergi ia akan menjaga dirinya
dan harta suaminya."
Tetapi, tidak semua
pernikahan mendapatkan barakah.
Adakalanya, indahnya pernikahan segera kering setelah masa pengantin baru
berlalu. Setahun belum berlalu, tetapi rumahtangga sudah dipenuhi oleh rasa
jemu. Anak belum lagi satu, malah istri baru menjalani kehamilan pertama,
tetapi hubungan keduanya justru semakin kaku. Bahkan lebih kaku dibanding malam
pertama, saat keduanya masih belum begitu kenal.
Apa yang menyebabkan
pernikahan tidak barakah? Wallahu A'lam
bishawab. Semoga Allah Swt menjadikan pernikahan Anda, dibarakahi dan
diridhai-Nya. Dengan demikian, pernikahan semakin mendekatkan kita kepada-Nya. Bukan justru mendatangkan
kekecewaan-kekecewaan yang membuat kita sulit bersyukur kepada Allah Swt.
Betapa banyak nikmat Allah. Akan tetapi alangkah sulitnya mensyukuri sekian
banyak karunia-Nya, kalau hati penuh kekecewaan.
No comments:
Post a Comment